Manfaat Hidroponik di Pulau Tidung untuk Pangan dan Ekonomi Warga
Pulau Tidung di Kepulauan Seribu kini dikenal sebagai salah satu wilayah yang sukses mengembangkan budidaya tanaman hidroponik. Manfaat hidroponik di Pulau Tidung terbukti mampu membantu ketahanan pangan sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi warga. Sistem tanam ini tidak menggunakan tanah, melainkan air yang diperkaya nutrisi sehingga cocok untuk daerah dengan lahan dan pasokan air terbatas.
Program ini merupakan bagian dari Gerakan Tanam yang digagas oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Kepulauan Seribu. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan sayuran segar di pulau yang selama ini harus didatangkan dari luar. Dengan metode ini, kebutuhan air lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional sehingga sangat relevan untuk kondisi Pulau Tidung.
Pelaksanaan Program dan Lokasi Percontohan
Sudin KPKP Kepulauan Seribu telah menyalurkan 20 unit peralatan hidroponik, masing-masing 10 unit untuk Pulau Tidung dan Pulau Harapan. Di Pulau Tidung, RPTRA Tidung Ceria menjadi lokasi percontohan yang melibatkan masyarakat setempat dan PKK. Lahan di area ini dimanfaatkan secara maksimal untuk menanam berbagai sayuran berkualitas.
Manfaat hidroponik di Pulau Tidung terlihat dari partisipasi warga yang antusias dalam perawatan tanaman. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar bercocok tanam modern, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan di lingkungan sekitar.
Jenis Tanaman dan Hasil Panen
Jenis sayuran yang dibudidayakan meliputi kangkung, sawi, kailan, dan selada. Hasil panen pada 12 Agustus 2025 mencatat 5 kilogram kangkung dan 15 kilogram pakcoy dari lahan hidroponik di RPTRA Tidung Ceria. Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian Sudin KPKP, Solihin, menyebutkan bahwa pertumbuhan tanaman sangat baik dan hasilnya dapat langsung dimanfaatkan oleh warga.
Keberhasilan panen ini menjadi bukti bahwa metode hidroponik dapat berjalan optimal meskipun dilakukan di wilayah kepulauan yang memiliki keterbatasan sumber daya.
Dampak Ekonomi dan Sistem Pengelolaan
Selain bermanfaat untuk konsumsi, hasil panen juga memberikan keuntungan ekonomi. Sayuran dijual kepada masyarakat dengan harga Rp20.000 per kilogram untuk pakcoy dan Rp15.000 per kilogram untuk kangkung. Pendapatan tersebut digunakan untuk merawat sistem hidroponik, seperti membeli bak air atau memperbaiki mesin. Bibit tanaman tetap disediakan oleh Sudin KPKP sehingga biaya produksi dapat ditekan.
Manfaat hidroponik di Pulau Tidung semakin terasa karena warga dapat memperoleh sayuran segar dengan harga terjangkau sekaligus mendukung keberlanjutan proyek.
Inovasi dan Tantangan Air
Tantangan utama di Pulau Tidung adalah tingginya kadar garam pada air sumur. Untuk mengatasi hal ini, pengelola RPTRA menggunakan teknologi Reverse Osmosis (RO) agar kualitas air sesuai untuk hidroponik. Inovasi ini menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya meskipun kondisi lingkungan tidak ideal.
Ke depan, rencana pengembangan mencakup penanaman kembali pakcoy dan kangkung, serta penambahan komoditas baru seperti cabai dan terung ungu. Keberhasilan di Pulau Tidung diharapkan menjadi model bagi wilayah kepulauan lainnya untuk memanfaatkan manfaat hidroponik secara optimal.
Jika berkunjung ke Kepulauan Seribu, sempatkan waktu untuk menjelajahi peninggalan sejarahnya. Berikut Pilihan Paket Wisata Pulau Seribu di Pulau Tidung:
- Paket Mancing Mania
- Paket Outbound
- Paket Wisata Premium
- Paket Wisata Keluarga
- Paket Wisata Group
- Paket Wisata Mandiri
- Paket Pulang Hari
Kunjungi Juga Tidung Lagoon